By : Masashi kishimotoNaruto melempar rasenshurikennya ke arah
Madara dan Obito, karena bagaimanapun,
merekalah otak di balik aksi Juubi.
"Jadi, kali ini mereka menjadikan kami sebagai
target? bukan Juubi?
Oh yah, menyerang otak musuh memang
merupakan dasar dalam perang." Pikir Madara, yang
meski hendak diserang oleh begitu banyak shinobi,
ia masih tampak tenang-tenang saja.
Terlihat Darui menyiapkan tembakan, begitu pula
dengan yang lain yang sudah benar-benar siap
untuk menyerang. "Daigo Tomon ... Buka!!" Lee dan
gurunya juga telah bersiap.
"Tapi untuk menyerang kami ..."
"Oarghhhh!!!!!! !!" Juubi memblok serangan mereka.
Ia mampu keluar dari lubang yang menahannya itu,
dan bahkan kini wujudnya semakin sempurna.
"Kalian harus menghentikan Juubi terlebih dahulu.""Bagaimana bisa!? Bukankah kita telah menahan
Juubi!?" Pikir heran para shinobi aliansi. Mereka
memang sudah berusaha. Namun mau bagaimana
lagi, Juubi terlalu kuat untuk bisa ditahan hanya
dengan serangan kombinasi seperti tadi.
Ekor-ekor Juubi yang ujungnya membentuk jari
mengibas dan menghempaskan beberapa shinobi,
"Aaaarghhh!!!!! !"
"Apa kau baik-baik saja!?"
"Sial!!!" Para shinobi terdesak.
Juubi muncul dengan wujud yang semakin
sempurna. Ekor-ekornya seperti yang telah
dijelaskan tadi memiliki ujung yang menyerupai
tangan. Muncul tanduk-tanduk dari kepalanya, dan
kaki serta tangan yang semakin jelas. Namun meski
begitu, wujudnya masih terlihat terlalu kurus.
Dan bersamaan dengan berevolusinya wujud Juubi
ini, ketidakseimbang an bola yang ada di markas
menjadi semakin tidak stabil. "Ini mustahil!! Bola
sensornya ..."
"Terlihat seperti bintang kecil!"
"Jadi pada dasarnya kita tak bisa menghentikan
Juubi ..." ucap ayah Shikamaru, Shikaku.
"Dia hanya mempertahankan kekuatannya untuk
berubah."
"Bagaimana bisa kita menghentikan mahluk itu!? Kita
bahkan tak punya waktu untuk menyerang mereka
berdua!!" ucap ayah Ino.Kembali ke medan perang, beberapa shinobi sudah
tampak terbaring kesakitan. "Tim medis, cepat!!"
Perintah salah seorang shinobi.
"Ma-mahluk itu menyeramkan ..." ucap Kiba.
"Ukhh ..."
"Kalau kita tak bisa menghentikannya , kita semua
berakhir." ucap Kakashi.
"Daripada membuang waktu untuk takut, lebih baik
gunakan waktumu untuk mengumpulkan chakra.
Kita harus selalu siap menerima perintah dari
markas pusat."
"Kita harus menghentikan Juubi, apapun alasannya.
Atau tidak, kita tak akan mampu untuk menyerang
mereka berdua yang merupakan otak di balik ini
semua. Tapi, bagaimana bisa kita melakukannya?"
Shikaku berpikir keras. "Bloking adalah spesialisasi
dari kita tiga klan, tapi tetap saja melawan monster
itu, pada akhirnya kita hanya akan membuang-
buang chakra ..."
"!!!" Shikaku terpikir akan sesuatu, kemudian dengan
cepat ia meminta ke ayah Ino, "Inoichi, hubungkan
aku ke Kakashi!!"
"Ya!!" Inoichipun menghubungkan mereka.
"Kakashi, ini aku! Ada satu hal yang ingin aku
pastikan mengenai rangkaian pertarungan yang aku
katakan ..."
"Gwooohhh!!!!!" Juubi berteriak, semakin sempurna
meski masih tampak cacat.
"Huh ..." Madara mulai merasakan Juubi yang
dipijaknya bergetar.
"Setelah ini, akan semakin sulit untuk mengendalikan
Juubi. Gunakan sel Hashirama untuk memperkuat
ikatannya!" Perintah Madara ke Obito. Kemudian,
mereka berduapun mengeluarkan suatu batangan
kayu dari tubuh mereka dan menempelkannya ke
tubuh Juubi."Bukankah kau ingin melihat ...
Betapa kuatnya Juubi dalam bentuk ini ..."
"Yah, kita akan menunjukannya pada mereka ...
Bagaimana keputusasaan itu." ucap Obito.
"Rooarrrr!!!!" Juubi berdiri tegak bagai seorang
manusia, dengan tubuh yang masih terlihat kurus.
Dan, baru hanya tangan kanannya saja yang
tumbuh.
"I-Ini ... mustahil!!!" ucap Shinobi di ruangan
pengawas itu. Keadaan bola tadi menjadi semakin
tak stabil, begitu tidak terkendali. "Shikaku-dono,
Inoichi-dono!!"
"Sial, kamuinya tak mau bekerja tepat waktu." Pikir
Kakashi.
"Gunakan doton di bawah kakinya."
"Ya!!"
Jutsu elemen tanah menyerang kaki Juubi,
membuatnya terguling dan terjatuh. Akibatnya,
bijuudama yang hendak ia tembakan menjadi
melesat ke arah yang tidak karuan, melesat di
kejauhan sebelum akhirnya meledak. Booomm!!!
"Serangannya sampai di jarak sejauh itu!?" Kakashi
kaget.
"Benar-benar berada di level yang jauh berbeda
dengan bijuudama lainnya, kekuatan macam apa
itu!?"
"Kalau dengan kontrolnya yang tidak sempurna saja
seperti itu, maka tembakan selanjutnya ..."Bammmm!!!!!!! Juubi kembali menembak ke
kejauhan, begitu jauh, dan bahkan tembakannya
sampai di sebuah desa, membuat desa itu hancur
berantakan. "Astaga ... Kota di jarak sejauh itu
dihancurkannya dengan mudah!!" ucap seorang
shinobi pendeteksi.
Juubi terus mengamuk, dan menembak ke tempat-
tempat yang jauh. "Oarghhh!!!!!!"
"Ini aneh! Kenapa dia hanya mengincar tempat yang
jauh!?" ucap Ao, salah satu shinobi pendeteksi yang
bertugas di markas.
"Ini artinya, semua kota, siapapun ada dalam
jangkauan serangannya ..."
"Apa ini artinya, para Daimyou, penduduk desa dari
berbagai negara tidak aman!?"
"Para shinobi yang ada di medan tempur bertarung
untuk melindungi semuanya." ucap Shikaku, "Arah
yang diincarnya adalah ..."
Juubi kembali menembak ke kekejauhan.
"I-Itu ..."
"Ada apa, Ao-dono!?" Inoichi bertanya.
"Kumohon jangan panik dan dengar perkataanku ..."
Ao hendak mengatakan kenyataannya. Namun
sebelum itu, Shikaku sudah tahu dan mengatakan,
"Serangannya kali ini datang ke arah kita."
"!!?" Orang-orang di markas kaget.
"Kalau begitu, kita harus segera kabur!!"
"Heh, dengan daya hancur Bijuudama yang sebesar
itu, sudah terlambat!! Apa sejak awal; kau pikir kau
aman hanya karena kau bertugas di markas pusat?"
"Tidak! Aku juga seorang shinobi! Aku sudah siap
untuk mati di dalam misi kapanpun! Tapi, aku belum
mau mati sebelum melakukan sesuatu yang
membantu ..."
Bijuudama terus bergerak menuju ke arah mereka.
"Apa yang harus kita lakukan, Shikaku!?"
"Kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan
sampai akhir." ucap Shikaku. "Aku memiliki strategi
untuk menghentikan Juubi. Ini akan menjadi
pekerjaan terakhir kita, hubungkan aku dengan
orang-orang yang ada di medan tempur."
Iapun dihubungkan ke orang-orang, sementara
Bijuudama sudah semakin mendekat.
"Semuanya, dengarkan aku!!"
Terlihat Shikamaru mendengar dengan seksama.
Namun tiba-tiba, raut wajahnya berubah. Perlahan,
dari sigap menjadi raut kehilangan. Sepertinya,
bijuudama sudah menghancurkan tempat itu tepat
sebelum Shikaku memberitahukan rencananya.
Ino menangis. Tentu saja, bagaimanapun ayahnya
juga ada di tempat itu.
"Akhirnya, kita berhasil memusnahkan mereka."
ucap Madara, "Dengan ini, kita telah menghancurkan
otak di balik aliansi shinobi. Yah, itulah dasar dalam
perang kan ..." To be continued...!!